Technology

Dua vaksin covid inhalasi telah disetujui. Inilah yang

Kita bisa melakukan dengan cara yang lebih baik untuk melindungi diri kita dari covid-19. Sementara jumlah kasus covid-19 terus menurun—secara global, kasus mingguan turun sekitar 12% dalam seminggu terakhir—virus ini masih bertanggung jawab atas banyak kematian. Pekan lalu, seseorang meninggal karena covid-19 setiap 44 detik, Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers pada hari Rabu. “Sebagian besar kematian ini dapat dihindari,” katanya.

Akankah vaksin inhalasi menggantikan vaksin yang disuntikkan?

Tidak. Vaksin yang disuntikkan cenderung mengarah pada produksi antibodi dalam aliran darah dan organ dalam seseorang, yang juga memberikan respons kekebalan yang kuat terhadap virus yang menyerang. Kemungkinan kedua pendekatan vaksinasi akan bekerja paling baik bila digunakan bersama-sama, kata Lavelle.

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa vaksinasi yang disuntikkan diikuti dengan yang dihirup dapat memberikan pertahanan terbaik terhadap infeksi, dalam apa yang dikenal sebagai teknik “tarik utama”. Vaksin yang disuntikkan menjadi primadona sistem kekebalan, dan yang dihirup dapat memberikan dorongan atau daya tarik ekstra. Tapi Lavelle menekankan bahwa kita masih belum tahu apakah pendekatan ini akan efektif pada manusia.

Manakah dari dua vaksin inhalasi yang terbaik?

Kami belum tahu. Kedua vaksin diberikan secara berbeda—satu melalui hidung dan yang lainnya melalui mulut. Belum jelas rute mana yang terbaik. Secara teori, vaksinasi melalui kedua rute harus memicu kekebalan di hidung, mulut, dan saluran udara bagian atas, termasuk paru-paru. Tetapi perlindungan akan menjadi yang terkuat di mana pun vaksin itu diberikan, kata Lavelle.

Bisakah vaksin inhalasi membantu mengakhiri pandemi?

Ini adalah pertanyaan besar, dan tidak mengherankan, tidak ada jawaban sederhana. Secara teori, jika vaksin dapat membantu mencegah infeksi dan penularan, maka akan berdampak besar pada Covid-19.