Investasi Properti Masih ‘Seksi’, Ini 3 Alasan Utamanya!
Investasi Properti Masih ‘Seksi’, Ini 3 Alasan Utamanya! Satu setengah tahun lebih pandemi Covid-19 mendera Indonesia dan global, sementara saat ini masih banyak investor yang kebingungan dalam menempatkan dananya, termasuk di sektor properti.
Namun menurut pengamat properti Ajib Hamdani, dalam program talkshow InvesTime CNBC Indonesia, sektor properti masih menarik. Dia mengatakan ada tiga karakteristik unik dari properti sehingga kemudian jadi alternatif yang layak untuk berinvestasi saat ini di tengah pandemi.
Pertama, adanya apresiasi nilai investasi mengingat sektor properti punya kecenderungan akan terus naik kecuali kondisi extraordinary. Artinya bisa dibilang properti tanah atau bangunan ketika didiamkan pun harganya akan naik secara baik.
Kedua, nilai penyewaan. “Rental value, properti bisa disewakan sehingga properti income producing aset yakni yang bisa memberi penghasilan bagi pemilik properti itu sendiri,” sebutnya, dikutip Rabu ini (6/10/2021).
Sementara karakteristik ketiga dari properti adalah bersifat collateralizable, artinya bank bisa menerima jaminan aset properti ketika investor butuh uang dan masukan asetnya ke perbankan.
Karenanya, demi membangkitkan geliat properti maka peran dari pemerintah juga tidak bisa disepelekan. Salah satu yang paling mendapat perhatian baik adalah ketika pemerintah memberikan relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
“Dulu beli properti Rp 1 miliar ditambah Rp 100 juta, karena pandemi dengan kebijakan fiskal Rp 100 juta nggak usah dibayar, sehingga investor punya likuiditas lebih,” ujar Ajib.
Dalam kesempatan talkshow yang sama, Direktur Utama PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI), Jensen Surbakti, juga menilai sektor ini masih layak investasi dalam jangka panjang.
Meski demikian, dia menilai saat ini kalangan pelaku usaha menilai kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap kepercayaan berinvestasi masyarakat sehingga para calon investor pun masih menunggu (wait and see).
“Ada semacam wait n see, investor menunggu ke depan kebijakan pemerintah yang tepat untuk menangani Covid-19. Dengan penanganan baik, ada tren baik. Properti ini ngaruh terhadap kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Psikologi masyarakat saat ini sudah jenuh di rumah dan gemes untuk investasi demi dapat return baik,” kata Jensen.